Minggu, 11 Desember 2011

Pic Source: www.facebook.com/DakwahMuslimah
Ketika itu, hujan sangat deras, walau jauh, aku tetap pergi ke tempat itu, aku rindu, rindu dengan ukhti-ukhtiku tersayang. Memang saat itu sangat dingin dan lelah, tapi demi bertemu mereka, aku rela. Apapun itu, karena aku cinta mereka. Aku tak peduli akan sakit karena aku tau yang aku lakukan ini demi yang aku cintai karena Allah. Dan Alhamdulillah apa yang aku lakukan diridhai Allah, aku tak sakit. Itulah cinta, dengan berkorban demi orang yang dicintainya.

Ketika itu aku lemah. Aku pingsan di tempat-tempat yang tak aku sadari. Tapi setelah aku membuka mataku, senyum itu memberiku kekuatan, teman-temanku yang merawatku, mengantarku, menungguiku, dan menyuapiku. Aku tau mereka juga khawatir dengan keadaanku, tapi mereka menguatkanku, dan tidak meninggalkanku. Itulah cinta, setia ketika yang dicintai sedang lemah tak berdaya, ia ada disisinya.

Ketika itu aku mendapat sms, lalu temanku hanya membalas “y”, aku sempat tersentak, namun sebelum aku sempat membalas smsnya lagi, dia mengirimkan sms lagi padaku, “afwan ukh, tadi sepertinya saya nggak sopan kalau hanya mengatakan ‘y’ saja, afwan ya :)”, lalu akupun tersenyum. Temanku sayang padaku, dia tidak ingin menyakiti perasaanku, memperlakukanku dengan baik dan dia peduli pada perasaanku. Itulah cinta, tau bagaimana menghargai hati yang dicintai.

Ketika itu temanku menginap di tempatku, aku berikan kasurku agar ia bisa tidur dengan nyenyak, aku memilih tidur di karpet. Awalnya dia menolak, tapi aku tetap menyuruhnya tidur di kasur, aku ingin memuliakan temanku sebagai tamu di tempatku. Saat malam, ternyata  temanku menyelimutiku dengan selimut yang tebal karena saat itu sangat dingin, dan ia justru tidak berselimut. Aku sadar akan hal itu ketika pagi harinya. Itulah cinta, seseorang yang mencintai tidak ingin menjadi baik saat ia terlihat dimata orang yang dicintainya saja, tetapi ketika ia tidak terlihatpun akan sama perlakuannya. Sebuah ketulusan yang dari hati.

Ketika itu ATMku eror, aku kebingungan bukan main. Temanku meminjamiku uang tanpa aku katakan sebelumnya, temanku juga yang meminjamiku uang ketika aku akan dirawat di rumah sakit. Mereka peduli padaku sebelum aku mengatakan bahwa aku butuh kepedulian. Mereka ada saat aku belum meminta mereka. Itulah cinta, ia selalu tau apa yang kita butuhkan sebelum kita memintanya. Tak perlu harus diperintah, cinta itu akan otomatis membuat hati ingin berbagi dengan yang kita cintai.

Ketika itu di suatu acara yang membutuhkan banyak gerak, rokku sobek sangat panjang, dan orang-orang menertawakanku, teman-temanku menolongku. Mereka memberikan peniti dari jilbab mereka untuk menjahit rokku. Tidak secuilpun mereka tertawa, bahkan murabbiku sangat khawatir, waktu itu aku ingin menangis, tapi teman-temanku menguatkanku. itulah cinta, ia tidak tertawa diatas penderitaan orang yang kita cintai.

Ketika itu aku keliru, temanku mengingatkanku agar aku jangan sampai tersesat. Sms-sms tausiyah pun berlomba-lomba masuk di handphoneku, aku terharu banyak yang memperhatikanku. Memberikan pundaknya untuk aku menangis, menepuk bahuku agar aku tegar, mengusap lembut hatiku agar aku tenang. Itulah cinta, selalu memperhatikan dan berusaha menjaganya.

Terimakasih untuk semua cinta itu teman-teman, aku tidak akan pernah bisa membalas setimpal dengan cinta yang kalian berikan padaku. Aku tidaklah sempurna ketika menguraikan cinta itu pada kalian. Namun, nama kalian ada dalam setiap doaku.
Untuk teman-temanku, aku mencintaimu karena Allah.. :’)

*Husna

0 komentar: